BAB I - FUZZY SET THEORY



BAB I
FUZZY SET THEORY
  1. Mengetahui konsep - konsep yang ada pada Fuzzy Logic
  2. Mampu memahami konsep Fuzzy Logic
  3. Mampu mengoperasikan konsep Fuzzy Logic pada Matlab

Alat yang digunakan yaitu Software Matlab


Kata fuzzy berarti samar, kabur, atau tidak jelas. Logika atau fuzzy logic adalah pendekatan pemrosesan variabel yang memungkinkan beberapa kemungkinan nilai kebenaran (true value) diproses melalui variabel yang sama. 

I. Classical Set Theory

A. Konsep Dasar
    Misalkan S adalah himpunan tak kosong, disebut himpunan semesta di bawah ini, yang terdiri dari semua elemen yang mungkin diperhatikan dalam suatu konteks tertentu. Setiap elemen ini disebut anggota, atau elemen, dari S. Gabungan dari beberapa (hingga atau tak hingga) anggota dari S disebut himpunan bagian dari S. Untuk menunjukkan bahwa sebuah anggota s dari S termasuk dalam suatu himpunan bagian S dari S, kita tuliskan:

s∈S.    s \in S.

Jika s bukan anggota dari S, kita tuliskan:

s ∉ S.   s \notin S.

Untuk menunjukkan bahwa S adalah himpunan bagian dari S, kita tuliskan:

S ⊆ S.    S \subseteq S. 

Biasanya, notasi ini menyiratkan bahwa SS adalah himpunan bagian sejati (strictly proper subset) dari SS dalam arti bahwa terdapat paling tidak satu anggota xSx \in S, tetapi xSx \notin S. Jika AA dapat berupa SSS \subseteq S atau S=SS = S, maka kita tulis ⊆ S.

Himpunan kosong dilambangkan dengan \varnothing. Suatu himpunan dari anggota tertentu yang memiliki sifat P1,P2,,PnP_1, P_2, \ldots, P_n akan dilambangkan dengan huruf kapital, misalnya AA, sebagai

A={a    a  memiliki sifat P1,P2,,Pn}.

Sebuah himpunan penting dan sering digunakan adalah ruang Euclidean berdimensi-nn, yaitu Rn\mathbb{R}^n. Suatu himpunan bagian ARnA \subseteq \mathbb{R}^n dikatakan konveks jika

x=[x1xn]Adany=[y1yn]

Untuk menyederhanakan notasi di seluruh bagian buku ini, jika himpunan semesta SS sudah ditentukan atau tidak menjadi perhatian, maka kita cukup menyebut salah satu himpunan bagiannya sebagai himpunan. Dengan demikian, kita dapat mempertimbangkan dua himpunan AA dan BB di dalam SS, dan jika ABA \subseteq B maka AA disebut himpunan bagian dari BB.

Untuk setiap himpunan AA, fungsi karakteristik dari AA didefinisikan sebagai:

XA(x)={1jika xA,0jika xA.X_A(x) = \begin{cases} 1 & \text{jika } x \in A, \\ 0 & \text{jika } x \notin A. \end{cases}

Mudah untuk memverifikasi bahwa untuk dua himpunan AA dan BB di dalam himpunan semesta SS, dan untuk setiap elemen xSx \in S, kita memiliki:

XAB(x)=max{XA(x),XB(x)},X_{A \cup B}(x) = \max \{ X_A(x), X_B(x) \},
XAB(x)=min{XA(x),XB(x)},X_{A \cap B}(x) = \min \{ X_A(x), X_B(x) \},

XA(x)=1XA(x).











B. Teori ukuran dasar pada himpunan
    Misalkan 

SS adalah himpunan semesta dan AA adalah sebuah keluarga tak-kosong dari himpunan bagian SS. Selanjutnya,

μ:A[0,]

adalah suatu fungsi bernilai real tak-negatif yang didefinisikan pada (himpunan bagian dari) AA, yang mungkin juga bernilai \infty.

Suatu himpunan BB di dalam AA, yang dinyatakan sebagai elemen AA dengan BAB \in A, disebut himpunan nol (null set) terhadap μ\mu jika μ(B)=0\mu(B) = 0, di mana

μ(B)={μ(b)    bB}.

μ\mu dikatakan additif jika

μ(i=1nAi)=i=1nμ(Ai)


untuk setiap koleksi hingga {A1,…,An} dari himpunan di dalam yang memenuhi 


i=1n
AiA
\bigcup_{i=1}^n A_i \in A
 dan AiAj=,  ij,  i,j=1,,nA_i \cap A_j = \varnothing, \; i \neq j, \; i,j = 1,\ldots,n.

μ\mu dikatakan hitung-additif (countably additive) jika n=n = \infty dalam arti di atas.

Selanjutnya, μ\mu dikatakan subtraktif jika

AA,BA,AB,BAA,danμ(B)<

A \in A, \quad B \in A, \quad A \subseteq B, \quad B - A \in A, \quad \text{dan} \quad \mu(B) < \infty

secara bersama-sama menyiratkan

μ(BA)=μ(B)μ(A).

Dapat diverifikasi bahwa jika μ\mu bersifat additif maka μ\mu juga bersifat subtraktif. Sekarang, 

μ\mu disebut ukuran (measure) pada AA jika μ\mu bersifat hitung-additif dan terdapat himpunan tak-kosong CAC \in A sedemikian sehingga μ(C)<∞.



II. FUZZY SET THEORY
    Dalam hal suatu elemen hanya memiliki keanggotaan parsial pada himpunan, kita perlu menggeneralisasi fungsi karakteristik ini untuk menggambarkan tingkat keanggotaan dari elemen tersebut dalam himpunan: nilai yang lebih besar menunjukkan derajat keanggotaan yang lebih tinggi.

    Untuk memberikan lebih banyak motivasi tentang konsep keanggotaan parsial ini, mari kita pertimbangkan contoh berikut.

Contoh 1.1. Misalkan S adalah himpunan dari semua manusia, digunakan sebagai himpunan semesta, dan misalkan

Sf={sS    s adalah tua}.


S_f = \{ s \in S \;|\; s \text{ adalah tua} \}.

    Maka S𝑓​ adalah himpunan bagian fuzzy dari 𝑆, karena sifat "tua" tidak didefinisikan dengan jelas dan tidak dapat diukur secara presisi: misalnya, seseorang yang berusia 40 tahun, tidak jelas apakah ia termasuk dalam himpunan tersebut atau tidak.
    Dengan demikian, untuk menjadikan himpunan bagian S𝑓 terdefinisi dengan baik, kita harus mengkuantifikasi konsep “tua”, sehingga kita dapat mengkarakterisasi himpunan bagian S𝑓 secara tepat dan ketat.
    Untuk saat ini, misalkan kita ingin menggambarkan konsep "tua" dengan kurva pada Gambar 1.1(a) menggunakan akal sehat, di mana satu-satunya orang yang dianggap "sangat tua (absolutely old)" adalah mereka yang berusia 120 tahun atau lebih, dan satu-satunya orang yang dianggap "sangat muda (absolutely young)" adalah bayi baru lahir.
    Sementara itu, semua orang lain bisa dianggap tua sekaligus muda, tergantung pada usia sebenarnya. Misalnya, seseorang yang berusia 40 tahun dianggap “tua” dengan derajat 0,5 dan pada saat yang sama juga “muda” dengan derajat 0,5 menurut kurva pengukuran yang digunakan. Kita tidak bisa mengeluarkan orang ini dari himpunan S𝑓 yang dijelaskan di atas, dan tidak bisa memasukkannya sepenuhnya juga.
       Dengan demikian, kurva yang diperlihatkan pada Gambar 1.1(a) menetapkan suatu ukuran matematis untuk “ketuaan” seseorang, dan dengan demikian dapat digunakan untuk mendefinisikan keanggotaan parsial dari setiap orang yang berkaitan dengan himpunan S𝑓​ yang dijelaskan di atas.
        Tidak ada aturan yang tetap, unik, dan universal untuk memilih fungsi keanggotaan untuk suatu “himpunan fuzzy” pada umumnya: fungsi keanggotaan yang benar dan baik ditentukan oleh pengguna berdasarkan pengetahuan ilmiah, pengalaman kerja, dan kebutuhan nyata untuk aplikasi tertentu yang sedang dibahas.



Contoh 1.2. Misalkan SS adalah (semesta) himpunan semua bilangan real, dan misalkan

Sf={sS  s positif dan besar}.

Himpunan bagian SfS_f ini tidak terdefinisi dengan baik dalam teori himpunan klasik, karena meskipun pernyataan “ss positif” adalah jelas, pernyataan “ss besar” adalah samar. Namun, jika kita memperkenalkan suatu fungsi keanggotaan yang masuk akal dan bermakna untuk suatu aplikasi tertentu dalam karakterisasi atau pengukuran sifat “besar,” misalnya fungsi yang ditunjukkan pada Gambar 1.2 yang dikuantifikasi dengan fungsi

μSf(s)={0,jika s0,1es,jika s>0,\mu_{S_f}(s) = \begin{cases} 0, & \text{jika } s \leq 0, \\ 1 - e^{-s}, & \text{jika } s > 0, \end{cases}

maka himpunan fuzzy SfS_f yang terkait dengan fungsi keanggotaan μSf(s)\mu_{S_f}(s) ini terdefinisi dengan baik.

Demikian pula, sebuah fungsi keanggotaan untuk himpunan bagian lainnya …


Sf~={sS  s adalah kecil}

    dapat dipilih menjadi seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.3, di mana batas potong E
ditentukan oleh pengguna sesuai dengan kepentingannya dalam aplikasi. Fungsi keanggotaan lain ditunjukkan pada Gambar 1.4, di mana kita telah menormalkan nilai maksimumnya menjadi 1, seperti biasanya, karena 1 menggambarkan keanggotaan penuh dan mudah digunakan. jika kita menggunakan dua fungsi keanggotaan pada Gambar 1.5 untuk mengukur “positif dan besar” serta “negatif dan kecil,” maka seorang anggota dengan 𝑠 = 0.1 memiliki nilai keanggotaan pertama sebesar 0.095 dan yang kedua 0.08: nilai ini tidak berjumlah 1.0 atau saling meniadakan menjadi 0. Lebih jauh lagi, kedua konsep tersebut bertentangan: 𝑠 adalah positif dan pada saat yang sama negatif, sebuah situasi yang mirip seperti seseorang yang tua sekaligus muda, yang tidak dapat diterima dalam matematika klasik.




III. INTERVAL ARITMETHIC
A. Konsep Dasar
    Perhatian kita di sini adalah pada situasi ketika nilai dari suatu anggota 𝑠 s dari sebuah himpunan tidak pasti. Namun, kita berasumsi bahwa informasi mengenai nilai 𝑠 s yang tidak pasti tersebut memberikan rentang yang dapat diterima: 

sss,

di mana [s,s]R[ \underline{s}, \overline{s} ] \subset \mathbb{R} disebut interval kepercayaan tentang nilai dari ss

Sebagai kasus khusus, ketika s=s\underline{s} = \overline{s}, kita memiliki kepastian kepercayaan [s,s]=[s,s]=s[ \underline{s}, \overline{s} ] = [s, s] = s.


    Pada sub-bagian berikutnya, kita akan memperkenalkan aturan operasional di antara interval kepercayaan, yang penting dan bermanfaat pada dirinya sendiri dalam kaitannya dengan aplikasi rekayasa yang berhubungan dengan interval, seperti pemodelan robust, kestabilan robust, dan kendali robust. Untuk mempersiapkan hal tersebut, pertama-tama kita memberikan definisi berikut.

Definisi 1.1

(a) Kesetaraan (Equality): Dua interval [s1,s1][s_1, \overline{s}_1] dan [s2,s2][s_2, \overline{s}_2] dikatakan sama jika:

[s1,s1]=[s2,s2]

jika dan hanya jika s1=s2s_1 = s_2 dan s1=s2\overline{s}_1 = \overline{s}_2.

(b) Irisan (Intersection): Irisan dari dua interval [s1,s1][s_1, \overline{s}_1] dan [s2,s2][s_2, \overline{s}_2] didefinisikan sebagai:

[s1,s1][s2,s2]=[max{s1,s2},min{s1,s2}]

dan

[s1,s1][s2,s2]=

jika dan hanya jika s1>s2s_1 > \overline{s}_2 atau s2>s1.


(c) Gabungan (Union): Gabungan dari dua interval [s1,s1][s_1, \overline{s}_1] dan [s2,s2][s_2, \overline{s}_2] didefinisikan sebagai:

[s1,s1][s2,s2]=[min{s1,s2},max{s1,s2}],[s_1, \overline{s}_1] \cup [s_2, \overline{s}_2] = [\min\{s_1, s_2\}, \max\{\overline{s}_1, \overline{s}_2\}],

dengan syarat bahwa [s1,s1][s2,s2][s_1, \overline{s}_1] \cap [s_2, \overline{s}_2] \neq \varnothing. Jika tidak, maka hasilnya tidak terdefinisi (karena hasilnya bukan suatu interval).

(d) Ketidaksamaan (Inequality): Interval [s1,s1][s_1, \overline{s}_1] dikatakan lebih kecil dari (atau lebih besar dari) interval [s2,s2][s_2, \overline{s}_2], dilambangkan dengan:

[s1,s1]<[s2,s2]

(sebaliknya,

[s1,s1]>[s2,s2]).[s_1, \overline{s}_1] > [s_2, \overline{s}_2]).

(e) Inklusi: Interval [s1,s1][s_1, \overline{s}_1] dikatakan termasuk dalam [s2,s2][s_2, \overline{s}_2], ditulis dengan

[s1,s1][s2,s2]

jika dan hanya jika s2s1s_2 \leq s_1 dan s1s2\overline{s}_1 \leq \overline{s}_2. Ini sama artinya dengan mengatakan bahwa interval [s1,s1][s_1, \overline{s}_1] adalah subset atau subinterval dari [s2,s2][s_2, \overline{s}_2].

(f) Lebar: Lebar dari suatu interval [s,s][s, \overline{s}] didefinisikan sebagai

w{[s,s]}=ss.

Oleh karena itu, sebuah singleton s=[s,s]s = [s,s] memiliki lebar nol:

w{s}=w{[s,s]}=0,

untuk semua sRs \in \mathbb{R}.

(g) Nilai Mutlak: Nilai mutlak dari suatu interval [s,s][s, \overline{s}] didefinisikan sebagai

[s,s]=max{s,s}.

Dengan demikian, nilai mutlak dari sebuah singleton s=[s,s]s = [s,s] adalah nilai mutlak biasanya:

[s,s]=s

untuk semua sRs \in \mathbb{R}.

(h) Titik Tengah (mean): Titik tengah (atau rata-rata) dari suatu interval [s,s][s, \overline{s}] didefinisikan sebagai

m{[s,s]}=12(s+s).m\{ [s, \overline{s}] \} = \tfrac{1}{2} (s + \overline{s}).

(i) Simetri: Interval [s,s][s, \overline{s}] dikatakan simetris jika dan hanya jika

s=s

atau

m{[s,s]}=0.





B. Interval Aritmethic

Misalkan [s,s],[s1,s1][s, \overline{s}], [s_1, \overline{s}_1], dan [s2,s2][s_2, \overline{s}_2] adalah interval. Aritmetika dasar dari interval didefinisikan sebagai berikut:

Definisi 1.2.

(1) Penjumlahan

[s1,s1]+[s2,s2]=[s1+s2,  s1+s2].

(2) Pengurangan

[s1,s1][s2,s2]=[s1s2,  s1s2].

(3) Resiprokal (kebalikan)
Jika 0[s,s]0 \notin [s, \overline{s}] maka

[s,s]1=[1/s,  1/s];

jika 0[s,s] maka [s,s]1[s, \overline{s}]^{-1} tidak terdefinisi.

(4) Perkalian

Di sini,

p=min{s1s2,  s1s2,  s1s2,  s1s2},p = \min \{ s_1 s_2, \; s_1 \overline{s}_2, \; \overline{s}_1 s_2, \; \overline{s}_1 \overline{s}_2 \},
p=max{s1s2,  s1s2,  s1s2,  s1s2}.\overline{p} = \max \{ s_1 s_2, \; s_1 \overline{s}_2, \; \overline{s}_1 s_2, \; \overline{s}_1 \overline{s}_2 \}.

(5) Pembagian

[s1,s1]/[s2,s2]=[s1,s1][s2,s2]1,

dengan syarat 0[s2,s2]0 \notin [s_2, \overline{s}_2].
    

    semua aturan operasi ini didefinisikan secara konservatif dengan maksud membuat interval hasil sebesar yang diperlukan untuk menghindari hilangnya solusi yang benar.

Sebagai contoh,
[1,2][0,1]=[0,2][1,2] - [0,1] = [0,2]
berarti untuk setiap a[1,2]a \in [1,2] dan setiap b[0,1]b \in [0,1], dijamin bahwa

ab[0,2].



[1,2][1,2]=[1,1]=[0,0]=0.
    Hasil [1,1][-1,1] di sini memang memuat 0, tetapi bukan hanya 0. Alasannya adalah karena ada kemungkinan solusi lain: jika kita mengambil 1,5 dari interval pertama dan 1,0 dari interval kedua, maka hasilnya adalah 0,5 bukan 0; dan 0,5 memang termasuk dalam [1,1][-1,1].


C. Sifat Aljabar dari Aritmetika Interval




D. Teori Ukuran dari Interval
    Pada subbagian ini, kita hanya memperkenalkan pengertian jarak dalam kaitannya dengan teori ukuran untuk sebuah keluarga interval.

Definisi 1.3. Misalkan X=[x,x]X = [x, \overline{x}] dan Y=[y,y]Y = [y, \overline{y}] adalah interval. Jarak antara XX dan YY didefinisikan oleh

d(X,Y)=max{xy,  xy}.d(X,Y) = \max \{ |x-y|, \; |\overline{x} - \overline{y}| \}.

Dapat diverifikasi bahwa fungsi variabel-himpunan d(,)d(\cdot,\cdot) memenuhi sifat-sifat berikut:

  1. d(X,Y)0d(X,Y) \geq 0, dan d(X,Y)=0d(X,Y) = 0 jika dan hanya jika X=YX = Y;

  2. d(X,Y)d(X,Z)+d(Z,Y)d(X,Y) \leq d(X,Z) + d(Z,Y) untuk setiap interval ZZ (ketaksamaan segitiga).

Ketaksamaan segitiga dapat diverifikasi sebagai berikut:

d(X,Z)+d(Z,Y) ...

                                =max{xz,xz}+max{zy,zy}

                                max{xz+zy,xz+zy}

                                max{xy,xy}

                                =d(X,Y)


Untuk bilangan real xx dan yy, jarak ini menyederhana menjadi bentuk standar:

d([x,x],[y,y])=xy.

    Dapat juga diverifikasi bahwa fungsi jarak interval d(,)d(\cdot,\cdot) yang didefinisikan di sini menimbulkan sebuah metrik, yaitu metrik Hausdorff, yang merupakan generalisasi dari jarak antara dua titik tunggal dalam ruang metrik biasa.

    Faktanya, untuk himpunan kompak tak kosong XX dan YY dari bilangan real, termasuk interval, jarak Hausdorff didefinisikan oleh

h(X,Y)=max{supyYinfxXd(x,y),  supxXinfyYd(x,y)}.h(X,Y) = \max \Big\{ \sup_{y \in Y} \inf_{x \in X} d(x,y), \; \sup_{x \in X} \inf_{y \in Y} d(x,y) \Big\}.


E. Sifat-sifat Lebar dari Suatu Interval

    Dalam sub-bagian ini, kita merangkum beberapa sifat menarik dan berguna dari lebar sebuah interval, yang didefinisikan pada Definisi 1.1 (f), sebagai berikut.
Untuk sebuah interval S=[s,s]S = [\underline{s}, \overline{s}], lebar dari SS adalah

w(S)=ss,

yang ekuivalen dengan

w(S)=maxs1,s2Ss1s2.

    Selain sifat-sifat yang sudah tercantum dalam Problem P1.2, kita memiliki hal berikut:

Teorema 1.9. Misalkan XX dan YY adalah interval, maka:

    1. ;

    2. ;

    3. ;

    4. .


Untuk (1), menggunakan definisi ekuivalen w(S)=maxs1,s2Ss1s2w(S) = \max_{s_1, s_2 \in S} |s_1 - s_2|, kita peroleh:

w(XY)=maxx1,x2X,y1,y2Yx1y1x2y2.

Lalu langkah demi langkah ditunjukkan hingga diperoleh:

w(XY)Xw(Y)+w(X)Y.

Untuk (2), kita punya:

w(XY)=maxx1,x2X,y1,y2Yx1y1x2y2maxx1,x2X,yYx1yx2y=Yw(X).

Demikian pula bisa ditunjukkan bahwa

w(XY)Xw(Y).

Sehingga diperoleh ketidaksamaan (2).

Untuk (3), kita gunakan induksi matematika. Pertama, untuk n=1n=1, ketidaksamaan berlaku. Jika benar untuk n1, maka hasil ini mengikuti dari bagian (1) di atas.


F. Evaluasi Interval

Dalam sub-bagian ini, kita memperluas fungsi real-variabel dan real-valued f:RRf: \mathbb{R} \to \mathbb{R} ke fungsi interval-variabel dan interval-valued f:II, di mana II adalah himpunan semua interval. Hal ini akan lebih jauh memperluas fungsi

Z={XσY:X,YI,σ{+,,×,÷}},

yang telah kita bahas pada Bagian II.C.

Pertama, kita mengingat kembali Korolari 1.3 dari Bagian II.C bahwa untuk setiap fungsi kontinu biasa f:RRf: \mathbb{R} \to \mathbb{R} dan setiap interval XIX \in I, fungsi interval-variabel dan interval-valued

f(X)=[minxXf(x),maxxXf(x)]

juga kontinu dalam metrik interval.

Untuk setiap interval XIX \in I, kita pertimbangkan sebuah fungsi

f(x;a1,,am),

yang bergantung pada XX, dengan parameter akAk,k=1,2,,ma_k \in A_k, k = 1, 2, \ldots, m.

Kita definisikan ekspresi interval dari ff sebagai:

f(X;A1,,Am)={f(x;a1,,am)xX,akAk,1km}.

Dengan kata lain:

f(X;A1,,Am)=[minxX,akAk,1kmf(x;a1,,am),  maxxX,akAk,1kmf(x;a1,,am)].f(X; A_1, \ldots, A_m) = \Big[ \min_{x \in X,\, a_k \in A_k,\, 1 \leq k \leq m} f(x; a_1, \ldots, a_m), \; \max_{x \in X,\, a_k \in A_k,\, 1 \leq k \leq m} f(x; a_1, \ldots, a_m) \Big].

    Selanjutnya, kita selalu mengasumsikan bahwa sebuah ekspresi interval dapat diselesaikan dalam jumlah langkah yang terbatas. Dalam hal ini, ekspresi tersebut disebut ekspresi interval hingga (finite interval expression). Lebih jauh lagi, kita hanya mempertimbangkan ekspresi interval hingga yang terdiri dari operasi dasar (basic rational operations), yaitu: penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Sebuah ekspresi interval dari jenis ini disebut ekspresi interval rasional (rational interval expression), yang secara serupa didefinisikan untuk kasus fungsi bernilai ganda (multi-valuable).



G. Operasi Matriks Interval

    Ketika beberapa entri dari sebuah matriks konstan tidak pasti, yaitu ketika entri-entri tersebut berupa interval alih-alih angka pasti, maka matriks tersebut menjadi sebuah matriks interval.
Sebagai contoh, dua matriks berikut adalah matriks interval:

A1=[[2,3][0,1][1,2][2,3]],B1=[[0,120][60,140]].

Dua matriks interval n×mn \times m, A1=[A1(i,j)]A_1 = [A_1(i,j)] dan B1=[B1(i,j)]B_1 = [B_1(i,j)], dikatakan sama jika A1(i,j)=B1(i,j)A_1(i,j) = B_1(i,j) untuk semua 1in1 \leq i \leq n dan 1jm1 \leq j \leq m. Demikian juga, A1A_1 dikatakan terkandung dalam B1B_1, dilambangkan A1B1A_1 \subseteq B_1, jika A1(i,j)B1(i,j)A_1(i,j) \subseteq B_1(i,j) untuk semua 1in1 \leq i \leq n dan 1jm1 \leq j \leq m. Secara khusus, jika AA adalah matriks konstan (biasa) yang terkandung dalam B1B_1, maka kita tulis AB1A \subseteq B_1.

Operasi dasar matriks interval didefinisikan sebagai berikut:

(1) Penjumlahan dan Pengurangan
Misalkan A1A_1 dan B1B_1 adalah matriks interval berukuran n×mn \times m. Maka:

A1±B1=[A1(i,j)±B1(i,j)].

(2) Perkalian
Misalkan A1A_1 dan B1B_1 adalah matriks interval berukuran n×rn \times r dan r×mr \times m. Maka:

A1B1=[k=1rA1(i,k)B1(k,j)].

Secara khusus, jika B1=XB_1 = X adalah sebuah interval, maka kita definisikan:

A1X=XA1=[XA1(i,j)].

    Misalkan AA dan BB adalah dua matriks konstan, dan A1A_1 serta B1B_1 adalah dua matriks interval dengan dimensi yang sesuai. Jika AA1A \in A_1 dan BB1B \in B_1, maka berlaku:

{AB    AA1,BB1}{C    CA1B1}.

Hubungan ini dapat diverifikasi dengan menggunakan sifat inklusif monoton dari operasi interval.

Contoh 1.8

Misalkan

A=A1=[1111],B1=[[0,1][0,1]].A = A_1 = \begin{bmatrix} 1 & 1 \\ -1 & 1 \end{bmatrix}, \quad B_1 = \begin{bmatrix} [0,1] \\ [0,1] \end{bmatrix}.

Maka diperoleh:

AB1=[[0,2][1,1]].A B_1 = \begin{bmatrix} [0,2] \\ [-1,1] \end{bmatrix}.


H. Persamaan Matriks Interval & Inverse Matriks Interval

Dalam bagian ini, kita mempertimbangkan masalah penyelesaian persamaan matriks interval, yaitu, mencari matriks solusi XIX_I sedemikian sehingga untuk matriks interval yang diberikan AIA_I dan BIB_I, kita memiliki:

AIXI=BIA_I X_I = B_I

Biasanya, BIB_I adalah vektor interval, dan begitu juga XIX_I (jika ada). Misalkan:

S={XAX=B,AAI,BBI}S = \{ X \mid AX = B, A \in A_I, B \in B_I \}

adalah himpunan solusi dari masalah tersebut. Jika masalah ini tidak memiliki solusi, maka S=S = \emptyset. Untuk mendapatkan gambaran mengenai masalah umum dalam menyelesaikan persamaan matriks interval, pertama-tama kita mempertimbangkan contoh spesifik berikut.

Contoh 1.9. Misalkan

AI=[[2,3][0,1][1,2][2,3]]danBI=[[0,120][60,240]].A_I = \begin{bmatrix} [2,3] & [0,1] \\ [1,2] & [2,3] \end{bmatrix} \quad \text{dan} \quad B_I = \begin{bmatrix} [0,120] \\ [60,240] \end{bmatrix}.

Temukan XI=[XI(1)XI(2)]X_I = \begin{bmatrix} X_I(1) \\ X_I(2) \end{bmatrix} dengan XI(1)0X_I(1) \geq 0 dan XI(2)0X_I(2) \geq 0 sehingga AIXI=BIA_I X_I = B_I.


[[2,3]XI(1)+[0,1]XI(2)=[0,120][1,2]XI(1)+[2,3]XI(2)=[60,240]]

yang menyiratkan bahwa:

0≤2XI​(1)≤120,
0≤3XI​(1)+XI​(2)≤120,
60≤XI​(1)+2XI​(2)≤240,
60≤2XI​(1)+3XI​(2)≤24


0≤3XI​(1)+XI​(2)≤120,

Jika XI=XX_I = X adalah vektor konstan dalam himpunan solusi SS, maka ia harus memenuhi sifat bahwa interval di sisi kiri dari persamaan AIXI=BIA_I X_I = B_I berpotongan dengan interval di sisi kanan dari persamaan tersebut. Dari sini, diperoleh pertidaksamaan pertama:

XI(1)0danXI(1)60.X_I(1) \geq 0 \quad \text{dan} \quad X_I(1) \leq 60.

Karena XI(2)0X_I(2) \geq 0 berdasarkan asumsi, maka kita lihat bahwa pertidaksamaan kedua:

03XI(1)+XI(2)0 \leq 3X_I(1) + X_I(2)

terpenuhi. Kemudian kita melihat semua kasus ekstrem (garis batas):

  • (a) XI(1)=0X_I(1) = 0

  • (b) XI(2)=0X_I(2) = 0

  • (c) XI(1)=60X_I(1) = 60

  • (d) 3XI(1)+XI(2)=1203X_I(1) + X_I(2) = 120

  • (e) XI(1)+2XI(2)=60X_I(1) + 2X_I(2) = 60

  • (f) XI(1)+2XI(2)=240X_I(1) + 2X_I(2) = 240

  • (g) 2XI(1)+3XI(2)=602X_I(1) + 3X_I(2) = 60

  • (h) 2XI(1)+3XI(2)=2402X_I(1) + 3X_I(2) = 240


yang kemudian menghasilkan hasil-hasil berikut (catat bahwa XI(1)=XI(2)=0X_I(1) = X_I(2) = 0 bukan solusi):

  • (i) XI(1)=0X_I(1) = 0 (dari (a)), dan
    XI(2)=120X_I(2) = 120 (dari (d))
    (XI(1),XI(2))=(0,120)(X_I(1), X_I(2)) = (0, 120)

  • XI(2)=30X_I(2) = 30 (dari (e))
    (XI(1),XI(2))=(0,30)(X_I(1), X_I(2)) = (0, 30)

  • XI(2)=120X_I(2) = 120 (dari (f))
    (XI(1),XI(2))=(0,120)(X_I(1), X_I(2)) = (0, 120)

  • XI(2)=20X_I(2) = 20 (dari (g))
    (XI(1),XI(2))=(0,20)(X_I(1), X_I(2)) = (0, 20)


  • (dari (h))
    (XI(1),XI(2))=(0,80)(X_I(1), X_I(2)) = (0, 80)

(ii)

  • XI(1)=60X_I(1) = 60 (dari (c)), dan
    XI(2)=60X_I(2) = -60 (dari (d)) ⇒ bertentangan dengan XI(2)0X_I(2) \geq 0

  • XI(2)=0X_I(2) = 0 (dari (e))
    (XI(1),XI(2))=(60,0)(X_I(1), X_I(2)) = (60, 0)

  • XI(2)=90X_I(2) = 90 (dari (f))
    (XI(1),XI(2))=(60,90)(X_I(1), X_I(2)) = (60, 90)

  • XI(2)=20X_I(2) = -20 (dari (g)) ⇒ bertentangan dengan XI(2)0X_I(2) \geq 0

  • XI(2)=40X_I(2) = 40 (dari (h))
    (XI(1),XI(2))=(60,40)(X_I(1), X_I(2)) = (60, 40)

(iii)

  • XI(2)=0X_I(2) = 0 (dari (b)), dan
    XI(1)=40X_I(1) = 40 (dari (e))
    (XI(1),XI(2))=(40,0)(X_I(1), X_I(2)) = (40, 0)

  • XI(1)=60X_I(1) = 60 (dari (f))
    (XI(1),XI(2))=(60,0)(X_I(1), X_I(2)) = (60, 0)

  • XI(1)=240X_I(1) = 240 (dari (g)) ⇒ bertentangan dengan XI(1)60X_I(1) \leq 60

  • XI(1)=30X_I(1) = 30 (dari (h))
    (XI(1),XI(2))=(30,0)(X_I(1), X_I(2)) = (30, 0)

  • XI(1)=120X_I(1) = 120 (dari (h)) ⇒ bertentangan dengan XI(1)60X_I(1) \leq 60

    Himpunan solusi SS terletak di dalam semua garis batas ini, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.7.


IV. OPERATIONS ON FUZZY SETS

A. Fuzzy Subsets

    Misalkan SfS_f adalah himpunan fuzzy yang didefinisikan dalam himpunan semesta SS, bersama dengan fungsi keanggotaan μSf(s)\mu_{S_f}(s), seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.9.

Definisi 1.8

Dua himpunan bagian, SαS_\alpha dan Sˉα\bar{S}_\alpha, dari SfS_f didefinisikan sebagai:

Sα={sSfμSf(s)>α},α[0,1)S_\alpha = \{ s \in S_f \mid \mu_{S_f}(s) > \alpha \}, \quad \alpha \in [0,1)Sˉα={sSfμSf(s)α},α(0,1]\bar{S}_\alpha = \{ s \in S_f \mid \mu_{S_f}(s) \geq \alpha \}, \quad \alpha \in (0,1]

Gambar 1.9:
Sebuah fungsi keanggotaan yang diasosiasikan dengan sebuah himpunan fuzzy.


Himpunan-himpunan ini disebut sebagai potongan-α kuat (strong α-cut) dan potongan-α lemah (weak α-cut), masing-masing.

Konsep potongan-α divisualisasikan dalam Gambar 1.10.

Kami mencatat bahwa potongan-α lemah juga disebut sebagai himpunan level-α (α level-set), yang secara umum lebih mudah untuk digunakan. Kami juga mencatat bahwa jika fungsi keanggotaan bersifat kontinu, maka pembedaan antara potongan-α kuat dan lemah tidak diperlukan dalam aplikasi. Kami hanya menggunakan himpunan level-α.

Sebuah himpunan fuzzy SfS_f dari S=RS = \mathbb{R} dikatakan cembung (convex) jika dan hanya jika setiap himpunan biasa (yaitu himpunan level-α)

Sˉα={sSfμSf(s)α},α(0,1]\bar{S}_\alpha = \{ s \in S_f \mid \mu_{S_f}(s) \geq \alpha \}, \quad \alpha \in (0,1]

adalah cembung, yaitu, untuk setiap s1,s2Sfs_1, s_2 \in S_f dan sembarang λ[0,1]\lambda \in [0,1],

μSf(λs1+(1λ)s2)min{μSf(s1),μSf(s2)}.\mu_{S_f}(\lambda s_1 + (1 - \lambda)s_2) \geq \min\{ \mu_{S_f}(s_1), \mu_{S_f}(s_2) \}.

Kami mencatat bahwa dalam Gambar 1.10, S0.8S_{0.8} adalah cembung, tetapi S0.6S_{0.6} tidak. Jika S=RS = \mathbb{R} dan fungsi keanggotaan kontinu, maka himpunan level-α dari himpunan fuzzy cembung adalah interval tertutup.

Untuk melanjutkan lebih jauh, kita memerlukan beberapa notasi baru. Untuk dua bilangan real s1s_1 dan s2s_2, kita definisikan:

{s1s2=min{s1,s2},s1s2=max{s1,s2}.\begin{cases} s_1 \wedge s_2 = \min\{s_1, s_2\}, \\ s_1 \vee s_2 = \max\{s_1, s_2\}. \end{cases}


Ingat juga bahwa untuk sebuah himpunan S⊂R, fungsi karakteristik biasa (ordinary characteristic function) didefinisikan dengan




Persamaan

Dengan melakukan hal tersebut, kita telah memperluas domain dan kodomain dari suatu fungsi biasa, dari himpunan biasa menjadi himpunan fuzzy. Inilah yang disebut Prinsip Ekstensi (Extension Principle) yang penting, di mana ff disebut sebagai fungsi yang diperluas (extended function).

B. Bilangan Fuzzy dan Aritmetika

    Untuk suatu himpunan fuzzy normal, di mana fungsi keanggotaannya adalah konveks dan mencapai nilai maksimum 1, jika himpunan fuzzy tersebut juga konveks dan α-cut (α level-set)-nya adalah interval tertutup, maka himpunan tersebut disebut bilangan fuzzy (fuzzy number). Maka, sebuah:
    Bilangan fuzzy adalah himpunan fuzzy konveks, yang memiliki fungsi keanggotaan yang telah dinormalisasi dan merepresentasikan suatu interval kepercayaan.

Kami menyatakan bahwa himpunan fuzzy dengan himpunan bagian [0,)[0, \infty) dan fungsi keanggotaan terkait μ(x)=1ex\mu(x) = 1 - e^{-x}, dianggap sebagai himpunan fuzzy normal. Meskipun fungsi keanggotaan tersebut tidak mencapai nilai maksimum 1, ia mendekati 1 sebagai limit. Dalam buku ini, semua himpunan fuzzy seperti itu dianggap sebagai normal.

Untuk aritmetika bilangan fuzzy, ada suatu aturan umum:

-     Aturan Umum (The General Rule)

Misalkan SxS_x dan SyS_y adalah dua himpunan fuzzy dari himpunan semesta SS, dengan ZRZ \subseteq \mathbb{R}, dan kita pertimbangkan suatu fungsi ekstensi dua variabel:

F:Sx×SyZF: S_x \times S_y \rightarrow Z

Misalkan SzS_z adalah citra dari FF, yaitu suatu himpunan fuzzy dari ZZ seperti yang telah dibahas di atas.

Diberikan fungsi keanggotaan μSx(x)\mu_{S_x}(x), μSy(y)\mu_{S_y}(y), dan μSz(z)\mu_{S_z}(z) sebagai fungsi keanggotaan masing-masing, maka:


Alasan memilih nilai yang lebih kecil dalam definisi ini adalah karena ketika ada dua tingkat kepercayaan yang berbeda terhadap dua peristiwa, maka tingkat kepercayaan terhadap kedua peristiwa tersebut secara bersamaan menjadi lebih rendah. Menggunakan notasi α-cut, hal ini setara dengan:

(Sz)αˉ=F((Sx)αˉ,(Sy)αˉ)(S_z)_{\bar{\alpha}} = F\left((S_x)_{\bar{\alpha}}, (S_y)_{\bar{\alpha}}\right)={zSzz=F(x,y), x(Sx)αˉ, y(Sy)αˉ}= \{ z \in S_z \mid z = F(x, y),\ x \in (S_x)_{\bar{\alpha}},\ y \in (S_y)_{\bar{\alpha}} \}

Sekarang, diberikan dua bilangan fuzzy x~\tilde{x} dan y~\tilde{y}, yang merupakan himpunan fuzzy normal dan konveks, masing-masing dengan himpunan fuzzy SxS_x dan SyS_y, serta fungsi keanggotaan masing-masing μSx\mu_{S_x} dan μSy\mu_{S_y}, kita pertimbangkan sebuah fungsi dua variabel:

F:X×YZF : X \times Y \rightarrow Z

yang didefinisikan oleh z=F(x,y)z = F(x, y), dengan xSxx \in S_x, ySyy \in S_y, sesuai dengan aturan operasi umum.

(1) Penjumlahan (Addition)

Misalkan z=F(x,y)=x+yz = F(x, y) = x + y. Maka:

z~=x~+y~\tilde{z} = \tilde{x} + \tilde{y}

dengan:

Sz={zZz=x+y, xSx, ySy}S_z = \{ z \in Z \mid z = x + y, \ x \in S_x, \ y \in S_y \}

dan

μSz(z)=supz=x+y{μSx(x)μSy(y)}\mu_{S_z}(z) = \sup_{z = x + y} \{ \mu_{S_x}(x) \wedge \mu_{S_y}(y) \}

Dalam notasi α-cut:

(Sz)αˉ=F((Sx)αˉ, (Sy)αˉ)=(Sx)αˉ+(Sy)αˉ(S_z)_{\bar{\alpha}} = F\left( (S_x)_{\bar{\alpha}},\ (S_y)_{\bar{\alpha}} \right) = (S_x)_{\bar{\alpha}} + (S_y)_{\bar{\alpha}}




  • Mulai Matlab
  • Masukkan operasi yang ingin dilakukan
  • Simpan Codinganya
  • Run coding operasi pada Matlab






Komentar

Postingan populer dari blog ini

MODUL I - GENERAL INPUT DAN OUTPUT

MODUL III - Counter

Sub Chapter 7.5